PENGARUH LINGKUNGAN DALAM MEMBENTUK PERILAKU

DEFENISI

  1. LINGKUNGAN

Lingkungan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap pembentukan dan perkembangan perilaku individu, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosio-psikologis, termasuk didalamnya adalah belajar. lingkungan juga terkadang sering disebut patokan utama pembentukan prilaku.

  1. PERILAKU

Prilaku adalah bentuk tanggapan, gerakan atau reaksi yang dihasilkan dari dalam diri individu tersebut atau hasil dari meniru lingkungan setempat. prilaku juga dapat diartikan sebagai perbuatan. danĀ  prilaku yg dapat dilihat adalah prilaku terbuka, prilaku yang dapat kita amati secara langsung dari apa yang individu lakukan. kadang prilaku bisa membuat image tertentu pada setiap orang yang ada dan prilaku juga dapat menggambarkan bagaimana orang itu?

Terhadap faktor lingkungan ini ada pula yang menyebutnya sebagai empirik yang berarti pengalaman, karena dengan lingkungan itu individu mulai mengalami dan mengecap alam sekitarnya. Manusia tidak bisa melepaskan diri secara mutlak dari pengaruh lingkungan itu, karena lingkungan itu senantiasa tersedia di sekitarnya.

Sejauh mana pengaruh lingkungan itu bagi diri individu, dapat kita ikuti pada uraian berikut :

  1. Lingkungan membuat individu sebagai makhluk sosial

Yang dimaksud dengan lingkungan pada uraian ini hanya meliputi orang-orang atau manusia-manusia lain yang dapat memberikan pengaruh dan dapat dipengaruhi, sehingga kenyataannya akan menuntut suatu keharusan sebagai makhluk sosial yang dalam keadaan bergaul satu dengan yang lainnya.

Terputusnya hubungan manusia dengan masyarakat manusia pada tahun-tahun permulaan perkembangannya, akan mengakibatkan berubahnya tabiat manusia sebagai manusia. Berubahnya tabiat manusia sebagai manusia dalam arti bahwa ia tidak akan mampu bergaul dan bertingkah laku dengan sesamanya.

Dapat kita bayangkan andaikata seorang anak manusia yang sejak lahirnya dipisahkan dari pergaulan manusia sampai kira-kira berusia 10 tahun saja, walaupun diberinya cukup makanan dan minuman, akan tetapi serentak dia dihadapkan kepada pergaulan manusia, maka sudah dapat dipastikan bahwa dia tidak akan mampu berbicara dengan bahasa yang biasa, canggung pemalu dan lain-lain. Sehingga kalaupun dia kemudian dididik, maka penyesuaian dirinya itu akan berlangsung sangat lambat sekali.

  1. Lingkungan membuat wajah budaya bagi individu

Lingkungan dengan aneka ragam kekayaannya merupakan sumber inspirasi dan daya cipta untuk diolah menjadi kekayaan budaya bagi dirinya. Lingkungan dapat membentuk pribadi seseorang, karena manusia hidup adalah manusia yang berfikir dan serba ingin tahu serta mencoba-coba terhadap segala apa yang tersedia di alam sekitarnya.
Lingkungan memiliki peranan bagi individu, sebagai :

  1. Alat untuk kepentingan dan kelangsungan hidup individu dan menjadi alat pergaulan sosial individu. Contoh : air dapat dipergunakan untuk minum atau menjamu teman ketika berkunjung ke rumah.
  2. Tantangan bagi individu dan individu berusaha untuk dapat menundukkannya. Contoh : air banjir pada musim hujan mendorong manusia untuk mencari cara-cara untuk mengatasinya.
  3. Sesuatu yang diikuti individu. Lingkungan yang beraneka ragam senantiasa memberikan rangsangan kepada individu untuk berpartisipasi dan mengikutinya serta berupaya untuk meniru dan mengidentifikasinya, apabila dianggap sesuai dengan dirinya. Contoh : seorang anak yang senantiasa bergaul dengan temannya yang rajin belajar, sedikit banyaknya sifat rajin dari temannya akan diikutinya sehingga lama kelamaan dia pun berubah menjadi anak yang rajin.
  4. Obyek penyesuaian diri bagi individu, baik secara alloplastis maupun autoplastis. Penyesuaian diri alloplastis artinya individu itu berusaha untuk merubah lingkungannya. Contoh : dalam keadaan cuaca panas individu memasang kipas angin sehingga di kamarnya menjadi sejuk. Dalam hal ini, individu melakukan manipulation yaitu mengadakan usaha untuk memalsukan lingkungan panas menjadi sejuk sehingga sesuai dengan dirinya. Sedangkan penyesuaian diri autoplastis, penyesusian diri yang dilakukan individu agar dirinya sesuai dengan lingkungannya. Contoh : seorang juru rawat di rumah sakit, pada awalnya dia merasa mual karena bau obat-obatan, namun lama-kelamaan dia menjadi terbiasa dan tidak menjadi gangguan lagi, karena dirinya telah sesuai dengan lingkungannya

Baik buruknya perilaku dan kepribadian seseorang tidak muncul begitu saja. Seperti halnya keberadaan alam semesta yang mengalami proses-proses pembentukan sehingga seperti sekarang ini, pembentukan kepribadian seseorang juga membutuhkan proses yang berbeda-beda. Meskipun tidak semuanya membutuhkan waktu yang singkat, bahkan banyak yang membutuhkan waktu yang lama.

Kepribadian ini memiliki pengertian sebagai himpunan dan ciri-ciri jasmani dan rohani atau kejiwaan yang relatif tetap yang membedakan seseorang dengan orang lain pada sisi dan kondisi yang berbeda-beda. sebagaimana pendapat Philip Zimbardo, seorang ahli psikologi Amerika dengan penelitiannya yang diberi nama “Stanford Prison Experiment” yang menyatakan bahwa seseorang yang awalnya tidak mempunyai sejarah berbuat kejahatan dapat menjadi orang jahat, karena pengaruh lingkungan. Dari obyek penelitian hal itu terbukti dengan jelas bahkan sebelum waktu penghentian percobaan dilakukan sudah terjadi perubahan sehingga Zimbardo dapat menyimpulkan bahwa faktor lingkungan adalah faktor yang sangat kuat dan dominan dalam mengubah seseorang dari berperilaku baik menjadi jahat ataupun sebaliknya (penemuan yang menentang teori lama bahwa disposisi (kepribadian) seseorang merupakan hal yang dominan dalam merubah tingkah laku seseorang.

  1. Keluarga adalah tempat mula-mula atau lingkungan awal seseorang melakukan interaksi sosial, yang dapat menjadi awal pembentukan sebuah kepribadian seorang individu. Keluarga merupakan tempat pertama dan utama seorang individu mendapatkan pendidikan dan proses perubahan kepribadian. Dalam hal ini, keluarga yang dimaksud terutama adalah peran orang tua didalam melakukan transfer kasih sayang, pengetahuan, perilaku dan budaya kepada anak-anak di dalam kehidupan sehari-hari. Drs. Soewaryo Wangsanegara dalam buku Ilmu Sosial Dasar berpendapat bahwa keluarga memiliki fungsi sebagai lembaga pendidikan pertama dan utama bagi anak. Contoh dari teori itu, jika seorang anak yang hidup di tengah pengajaran orangtua yang keras akan berbeda perilakunya dengan anak hidup dalam lingkungan keluarga dengan pengajaranyang lemah lembut. Anak yang terbiasa mendapat pendidikan atau pengajaran dengan cara keras dari orangtuanya cenderung bersikap berontak dan temperamental, berbeda dengan anak yang yang hidup di lingkungan keluarga yang harmonis dan lemah lembut, cenderung tumbuh menjadi anak memiliki sifat penurut dan lebih tenang. Hal ini membuktikan bahwa lingkungan keluarga sangat berpengaruh pada awal proses pembentukan kepribadian seorang individu. Sesuatu yang diawali dan dituntun secara baik pada umumnya akan membuahkan hasil yang baik juga.
  1. Berlanjut pada lingkup yang lebih luas, yaitu lingkungan kampus atau lingkungan perkuliahan. Dalam lingkungan ini tidak terlalu berbeda dengan lingkungan sekolah, perbedaannya biasanya terletak pada sisi kedewasaan dan pola pikir yang makin berkembang seiring bertambahnya wawasan yang di dapat dalam proses pembelajaran. Kita bisa membandingkan individu yang kesehariannya berada pada lingkungan kampus dengan individu sebaya yang tidak menjalani perkuliahan atau menganggur. Jika dibandingkan dari segi pola pikir akan terlihat lebih kontras, seorang mahasiswa yang dituntut untuk selalu berpikir kreatif, bertindak cepat, cermat dan mandiri akan lebih mudah memunculkan solusi-solusi dalam suatu permasalahan. Selain itu, karena mereka terbiasa berpikir kritis, mahasiswa akan mempertimbangkan berbagai faktor berkenaan dengan tindakan dan pilihan terlebih dahulu sebelum dilakukan. Akan tetapi, kita bandingkan dengan individu yang tidak mengenyam pendidikan, mereka yang sudah terbiasa hidup santai dan tidak dituntut untuk berpikir cepat. Akan lebih sulit untuk memikirkan sebuah solusi-solusi dari sebuah masalah. Bahkan untuk menentukan sebuah tindakan mereka terkadang tidak memikirkan baik buruknya dan akibat dari keputusan yang diambil.
  1. Lingkungan sosial lain yang juga sangat mempengaruhi perubahan kepribadian seseorang adalah lingkungan perkotaan dan pedesaan. Langsung kepada sebuah fakta kehidupan seorang individu dimana seorang anak sebut saja bernama ALAIN yang tinggal di sebuah desa kawasan pegunungan. Selama 11 tahun ALAIN telah menjalani kehidupan di lingkungan pedesaan, yang damai jauh dari bising kota yang hingar binger termasuk selama enam tahun belajar di sebuah Sekolah Dasar di kampungnya. ALAIN tumbuh sebagai anak yang rajin, cerdas dan hemat, sederhana serta gemar menabung. Dia selalu dapat menyisihkan sebagian uang jajannya untuk ditabung, karena selain harga barang jajanan di kampung yang relatif murah, kebiasaan teman-teman sebaya yang tidak konsumtif atau tidak menghabiskan banyak uang untuk membeli jajan, disamping ketersediaan barang konsumtif juga tidak terlalu banyak.
    Selepas enam tahun bergelut di Sekolah Dasar di desanya, dia mulai menjamah sekolah di daerah perkotaan. ALAIN memasuki bangku SMP di sebuah kota terdekat dengan desa tempat tinggalnya. Semuanya berubah sangat kontras, daerah perkotaan yang menyediakan banyak fasilitas-fasilitas seperti supermarket, warnet, dan tempat-tempat bermain lainnya, ditambah dengan pola hidup teman-temannya yang berasal dari berbagai penjuru kota dengan variasi kebiasaan pola hidup yang berbeda. Dengan komunitas baru yang penuh berbagai fasilitas dan tuntutan kebutuhan yang ada, membuat ALAIN harus menyesuaikan pola kehidupan yang berbeda dengan di desanya. ALAIN berangsur menjadi individu yang lebih konsumtif dengan kata lain boros, karena tersedianya berbagai fasilitas dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Meskipun semuanya bergantung pada diri mereka masing-masing, namun tetap saja lingkungan berperan kuat untuk merubah kepribadian seseorang.

 

KESIMPULAN DAN SOLUSI
Uraian di atas memberikan sebuah gambaran menarik tentang perubahan kepribadian individu dimana dari berbagai faktor yang mempengaruhi perubahan kepribadian seseorang, faktor lingkungan yang menjadi bagian terpenting dari perubahan kepribadian. Meskipun ada faktor-faktor lain yang mendukung proses perubahan kepribadian, tetapi dari teori-teori dan fakta-fakta yang terjadi di dalam kehidupan sosial sekarang ini, sudah membuktikan bahwa lingkungan sosial adalah faktor yang dominan yang dapat merubah sebuah kepribadian.
Dengan pembahasan terdahulu, diharapkan dapat menumbuhkan pemikiran untuk menjaga keselarasan kehidupan social yang tumbuh dan berkembang secara proporsional sehingga dapat berpengaruh positif terhadap perkembangan kepribadian individu. Kamajuan teknologi yang berjalan sangat cepat sehingga ketersediaan fasilitas penunjang hajat hidup masyarakat hendaknya dapat disikapi secara positif sehingga dapat lebih memberikan sumbangsih kearah kemajuan dengan tanpa menghapuskan kehalusan budi pekerti luhur nenek moyang bangsa Indonesia yang santun dan luhur. Meraih kemajuan dengan memanfaatkan fasilitas dan teknologi yang semakin maju bukan berarti harus meninggalkan budaya yang bangsa yang santun dan luhur dengan perubahan kepribadian individu yang berkembang tanpa batas. Kita harus maju dan berteknologi akan tetapi harus menjadi individu yang berkepribadian santun dengan tetap berpedoman pada norma kehidupan bermasyarakat yang berkepribadian luhur.

DAFTAR PUSTAKA

http://diandhikaprameswara.blogspot.co.id/2010/12/lingkungan-sosial-faktor-dominan.html

https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/07/pengaruh-lingkungan-terhadap-individu/

 

CICI DAMAYANTI

22314400

2TB04